Tradisi Buang Jong
Buang
Jong merupakan permainan yang dilakukan pada waktu-waktu khusus sebagai
bentuk upacara adat atau ritual. Dengan demikian, Buang Jong tidak
termasuk ke dalam jenis permainan biasa yang bisa dimainkan kapan dan
dimana saja. Buang Jong berasal dari kata ‘buang’ yang berarti membuang
dan ‘jong’ yang berarti sejenis perahu. Oleh karena itu, Buang Jong
berati sejenis pesta laut yang membuang perahu ke laut.
Buang
Jong umumnya dilakukan oleh masyarakat pantai seperti Suku Sawang dan
Suku Laut di Belitung.
Waktu pelaksanaannya yakni pada musim angin Barat
atau pada saat nelayan tidak menangkap ikan. Tujuannya adalah untuk
menghormati Dewa Laut dan memohon perlindungan ketika melaut.
Perlengkapan yang digunakan dalam ritual ini adalah miniatur perahu dan
rumah yang tebuat dari bambu atau kayu (jong dan ancak), sesaji, perahu layar, alat pengangkut perlengkapan, dan seperangkat alat musik.
Buang Jong dilakukan selama berhari-hari dan diiringi tari-tarian serta musik tradisional. Hari pertama jenawan atau pemimpin ritual melakukan upacara pembukaan dengan membaca mantera. Pembacaan mantera dimeriahkan kesenian bedaik oleh
para gadis. Hari kedua mulai dilakukan pembuatan miniatur perahu,
balai, dan orang-orangan. Pembuatan miniatur tersebut harus selesai
dalam waktu satu hari. Hari ketiga perahu dan peralatan lainnya diarak
keliling kampung dan diiringi tetabuhan yang ramai sampai malam. Ritual
ini ditutup dengan dibuang atau dilayarkannya perahu berserta isinya ke
laut yang dilakukan di hari terakhir.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar