Selasa, 28 April 2015

Batu Mentas

Jika Anda mendengar Pulau belitung pasti langsung terbayang dengan keindahan pantainya, bukan? Atau Anda langsung terbayang dengan susahnya Lintang mengayuh sepeda untuk bersekolah di SD Laskar pelangi? Anda harus tahu bahwa Pulau Belitung tidak sesempit itu. Memang, Pulau Belitung sekarang sangat digandrungi oleh wisatawan karena keindahan pantainya. Tapi apakah Anda tahu bahwa di Belitung masih ada tempat wisata alam yang masih sangat alami? Batu Mentas namanya!
Batu Mentas ini terletak di Desa Kelekak Datuk, Kecamatan Badau, Belitung Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bisa ditempuh selama 30 menit dari Kota Tanjung Pandan atau 55 menit dari Kota Manggar. Biaya masuknya hanya Rp. 10.000 saja. Akses menuju tempat ini terbilang masih sangat sederhana. Sebagian masih dilapisi dengan tanah merah. Tetapi ketika Anda sampai di lokasi Anda akan takjub melihat keindahan alamnya.
Ada apa saja di Batu Mentas? Di tempat ini Anda akan melihat penangkaran salah satu hewan terlangka di Dunia, yakni Tarsius Bancanus Saltator atau Pelilean dalam bahasa Belitung. Selain itu, di tempat ini Anda juga akan menemukan penangkaran Rusa Belitung yang hampir punah. Dan yang paling utama dari Batu Mentas adalah aliran sungai yang sangat jernih dan dikelilingi oleh ribuan batu granit yang mirip dengan bebatuan di Pantai Tanjung Tinggi.
Kabar gembiranya adalah sungai ini sangat bisa untuk dijadikan alternatif tempat untuk anak anda bermain air karena airnya sangat jernih dan didalamnya Anda akan dikelilingi oleh ikan-ikan kecil yang menggemaskan! Sangat cocok untuk Anda yang bosan dengan suasana dan hiruk pikuk perkotaan.
Jangan takut untuk kelaparan disini! Karena di tempat ini juga ada restoran. Namanya pun cukup unik dan berbahasa Belitung : Ruma Makan De Bang utan. Ada banyak gazebo juga bagi Anda yang letih mengelilingi Batu Mentas ini. Waktu yang cocok untuk mengunjungi tempat ini adalah saat musim panas, sekitar bulan Juni-September. Ayo ke Belitung dan jangan lupa mampir ke tempat indah  ini!

Selasa, 21 April 2015

Pantai Pasir Padi

jika Anda berlibur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Anda harus memastikan Pantai Pasir Padi masuk dalam jadwal kunjungan liburan Anda. Pantai ini berjarak sekitar 7 Km dari Kota Pangkalpinang yang juga merupakan Ibukota Kepulauan Bangka Belitung. Selain Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Pasir Padi merupakan tujuan wisata yang populer di Bangka Belitung. Jangan heran ketika Anda menginjakkan kaki di pantai ini, karena pasir pantai ini berbentuk seperti bulir-bulir padi. Oleh karena itu, warga Bangka menyebut pantai ini dengan nama Pantai Pasir Padi.
Keunikan lain dari pantai ini yaitu memiliki garis pantai sepanjang 300 meter dengan ombak yang tenang, warna pasirnya yang putih dan padat. Oleh karena itu, dengan kondisi pasir pantainya yang padat, terkadang warga setempat menggunakan pantai ini sebagai arena adu balap motor.
Keinginan Anda untuk berenang, snorkeling, voli pantai, sepakbola atau sekedar bermain layang-layang dapat Anda lakukan di lokasi wisata pantai ini. Apalagi, angin di sekitaran pantai yang cukup kencang akan semakin menyemarakkan suasana liburan Anda. Pemandangan matahari terbenam khas tepi pantai juga sangat romantis untuk dinikmati bersama orang terkasih Anda.

Tidak hanya sampai di situ, apabila Anda bosan dengan kegiatan berenang dan ingin mencoba kegiatan wisata lain, Anda dapat berlayar sekitar 2 Mil dari bibir pantai. Di sana, Anda dapat melakukan penjelajahan di dua pulau kecil yang mempesona, yaitu Pulau Panjang dan Pulau Semujur. Tidak kalah indah dari Pantai Pasir Padi, di pulau ini pun Anda akan mendapat pengalaman yang tidak dapat Anda lupakan setelah pulang dari Bangka Belitung.

 Pantai Pasir Padi terletak di Jl. Pantai Pasir Padi, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Pulau Sumatera. Berjarak sekitar 7 Km dari Kota Pangkalpinang.
Apabila Anda berasal dari luar provinsi, untuk mencapai Bangka Belitung, Anda dapat menggunakan jalur transportasi udara melalui Bandara Depati Amir. Sedangkan akses menuju ke Pantai Pasir Padi ini tidaklah sulit, Anda bisa memilih menggunakan mobil pribadi, mobil rental, atau juga menggunakan angkutan umum. Biasanya, tarif menyewa mobil adalah sebesar Rp. 300.000,- (Agustus 2013) dari bandara. Hanya saja, tarif segitu bukanlah untuk pemakaian satu hari penuh, melainkan hanya selama setengah hari saja. Untuk angkutan umum, hanya cukup merogoh rupiah sebesar Rp. 2000,- saja.
Pantai yang paling terkenal di Pangkalpinang.

Pasir Padi merupakan salah satu pantai menawan di Pulau Bangka. Terletak di desa air itam, Pangkalpinang dan hanya berjarak 8km dari pusat kota. Membuat pengunjung dari luar daerah atau mancanegara, baik yang tiba melalui Bandara Depati Amir maupun Pelabuhan Pangkalan Balam, bisa langsung mengunjungi pantai ini.

Pasir Padi merupakan tempat wisata pantai yang paling ramai dikunjungi di hari libur. Pantai yang menghadap langsung ke Laut Cina Selatan tersebut menawarkan sejumlah panorama alam yang indah. Hamparan pantainya yang luas, kadang sampai 300 meter, ombak yang tenang membuat pantai ini sangat nyaman untuk berenang dan mandi.
Seperti kebanyakan pantai lain yang menawan di seantero Pulau Bangka, Panorama Pasir Padi dijamin akan membuat pengunjung berdecak kagum. Di bagian selatan pantai ini ada Pantai Tanjung Bunga. Nah, bagi Anda yang ingin menikmati pesona pantai ini tidak perlu takut kesasar karena rambu penunjuk arah ke obyek wisata sudah terpasang di beberapa tempat.
Sebagai pantai favorit masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya, objek wisata pasir padi telah dilengkapi oleh berbagai fasilitas penunjang. Tidak jauh dari pintu masuk pantai terdapat restaurant seafood yang terkenal. Ada juga hotel berbintang dua, dan sejumlah warung makanan dan minum. Di pantai ini bahkan sudah tersedia tempat hiburan karaoke dan diskotek yang terletak persis di pinggir pantainya.

Tidak hanya itu, dari Pasir Padi ini Anda juga bisa menyewa kapal kecil untuk berlayar menikmati keindahan dua pulau kecil; Pulau Panjang dan Pulau Semajun. Kedua pulau tersebut hanya berjarak dua mil dari bibir pantai. Pulau Panjang dihuni oleh beberapa keluarga nelayan.

Bagi Anda yang belum sempat menikmati makanan seafood di restaurant pasir padi, Anda tak perlu khawatir. Karena di pulau kecil ini Anda juga bisa menikmati masakan makanan laut, dari ikan-ikan segar, kepiting, dan sebagainya.
- See more at: http://bangkatour.com/pantai-pasir-padi/#sthash.KRlBLuGP.dpuf
Pantai yang paling terkenal di Pangkalpinang.

Pasir Padi merupakan salah satu pantai menawan di Pulau Bangka. Terletak di desa air itam, Pangkalpinang dan hanya berjarak 8km dari pusat kota. Membuat pengunjung dari luar daerah atau mancanegara, baik yang tiba melalui Bandara Depati Amir maupun Pelabuhan Pangkalan Balam, bisa langsung mengunjungi pantai ini.

Pasir Padi merupakan tempat wisata pantai yang paling ramai dikunjungi di hari libur. Pantai yang menghadap langsung ke Laut Cina Selatan tersebut menawarkan sejumlah panorama alam yang indah. Hamparan pantainya yang luas, kadang sampai 300 meter, ombak yang tenang membuat pantai ini sangat nyaman untuk berenang dan mandi.
Seperti kebanyakan pantai lain yang menawan di seantero Pulau Bangka, Panorama Pasir Padi dijamin akan membuat pengunjung berdecak kagum. Di bagian selatan pantai ini ada Pantai Tanjung Bunga. Nah, bagi Anda yang ingin menikmati pesona pantai ini tidak perlu takut kesasar karena rambu penunjuk arah ke obyek wisata sudah terpasang di beberapa tempat.
Sebagai pantai favorit masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya, objek wisata pasir padi telah dilengkapi oleh berbagai fasilitas penunjang. Tidak jauh dari pintu masuk pantai terdapat restaurant seafood yang terkenal. Ada juga hotel berbintang dua, dan sejumlah warung makanan dan minum. Di pantai ini bahkan sudah tersedia tempat hiburan karaoke dan diskotek yang terletak persis di pinggir pantainya.

Tidak hanya itu, dari Pasir Padi ini Anda juga bisa menyewa kapal kecil untuk berlayar menikmati keindahan dua pulau kecil; Pulau Panjang dan Pulau Semajun. Kedua pulau tersebut hanya berjarak dua mil dari bibir pantai. Pulau Panjang dihuni oleh beberapa keluarga nelayan.

Bagi Anda yang belum sempat menikmati makanan seafood di restaurant pasir padi, Anda tak perlu khawatir. Karena di pulau kecil ini Anda juga bisa menikmati masakan makanan laut, dari ikan-ikan segar, kepiting, dan sebagainya.
- See more at: http://bangkatour.com/pantai-pasir-padi/#sthash.KRlBLuGP.dpuf
Pantai yang paling terkenal di Pangkalpinang.

Pasir Padi merupakan salah satu pantai menawan di Pulau Bangka. Terletak di desa air itam, Pangkalpinang dan hanya berjarak 8km dari pusat kota. Membuat pengunjung dari luar daerah atau mancanegara, baik yang tiba melalui Bandara Depati Amir maupun Pelabuhan Pangkalan Balam, bisa langsung mengunjungi pantai ini.

Pasir Padi merupakan tempat wisata pantai yang paling ramai dikunjungi di hari libur. Pantai yang menghadap langsung ke Laut Cina Selatan tersebut menawarkan sejumlah panorama alam yang indah. Hamparan pantainya yang luas, kadang sampai 300 meter, ombak yang tenang membuat pantai ini sangat nyaman untuk berenang dan mandi.
Seperti kebanyakan pantai lain yang menawan di seantero Pulau Bangka, Panorama Pasir Padi dijamin akan membuat pengunjung berdecak kagum. Di bagian selatan pantai ini ada Pantai Tanjung Bunga. Nah, bagi Anda yang ingin menikmati pesona pantai ini tidak perlu takut kesasar karena rambu penunjuk arah ke obyek wisata sudah terpasang di beberapa tempat.
Sebagai pantai favorit masyarakat Pangkalpinang dan sekitarnya, objek wisata pasir padi telah dilengkapi oleh berbagai fasilitas penunjang. Tidak jauh dari pintu masuk pantai terdapat restaurant seafood yang terkenal. Ada juga hotel berbintang dua, dan sejumlah warung makanan dan minum. Di pantai ini bahkan sudah tersedia tempat hiburan karaoke dan diskotek yang terletak persis di pinggir pantainya.

Tidak hanya itu, dari Pasir Padi ini Anda juga bisa menyewa kapal kecil untuk berlayar menikmati keindahan dua pulau kecil; Pulau Panjang dan Pulau Semajun. Kedua pulau tersebut hanya berjarak dua mil dari bibir pantai. Pulau Panjang dihuni oleh beberapa keluarga nelayan.

Bagi Anda yang belum sempat menikmati makanan seafood di restaurant pasir padi, Anda tak perlu khawatir. Karena di pulau kecil ini Anda juga bisa menikmati masakan makanan laut, dari ikan-ikan segar, kepiting, dan sebagainya.
- See more at: http://bangkatour.com/pantai-pasir-padi/#sthash.KRlBLuGP.dpuf

Buang Jong

 Tradisi Buang Jong

Buang Jong merupakan permainan yang dilakukan pada waktu-waktu khusus sebagai bentuk upacara adat atau ritual. Dengan demikian, Buang Jong tidak termasuk ke dalam jenis permainan biasa yang bisa dimainkan kapan dan dimana saja. Buang Jong berasal dari kata ‘buang’ yang berarti membuang dan ‘jong’ yang berarti sejenis perahu. Oleh karena itu, Buang Jong berati sejenis pesta laut yang membuang perahu ke laut.
Buang Jong umumnya dilakukan oleh masyarakat pantai seperti Suku Sawang dan Suku Laut di Belitung. 

Waktu pelaksanaannya yakni pada musim angin Barat atau pada saat nelayan tidak menangkap ikan. Tujuannya adalah untuk menghormati Dewa Laut dan memohon perlindungan ketika melaut. Perlengkapan yang digunakan dalam ritual ini adalah miniatur perahu dan rumah yang tebuat dari bambu atau kayu (jong dan ancak), sesaji, perahu layar, alat pengangkut perlengkapan, dan seperangkat alat musik.
Buang Jong dilakukan selama berhari-hari dan diiringi tari-tarian serta musik tradisional. Hari pertama jenawan atau pemimpin ritual melakukan upacara pembukaan dengan membaca mantera. Pembacaan mantera dimeriahkan kesenian bedaik oleh para gadis. Hari kedua mulai dilakukan pembuatan miniatur perahu, balai, dan orang-orangan. Pembuatan miniatur tersebut harus selesai dalam waktu satu hari. Hari ketiga perahu dan peralatan lainnya diarak keliling kampung dan diiringi tetabuhan yang ramai sampai malam. Ritual ini ditutup dengan dibuang atau dilayarkannya perahu berserta isinya ke laut yang dilakukan di hari terakhir.

Hari keempat, arak-arakan dilakukan sejak pagi ke seluruh pelosok kampung menuju pantai. Setelah tiba di pantai, semua peralatan ritual dinaikkan ke perahu-perahu yang telah disiapkan. Kemudian jenawan memimpin ritual untuk melayarkan perahu. Setibanya di tempat tertentu, peralatan tersebut dibuang ke laut. Jenawan beserta rombongannya kembali ke pantai dan disambut masyarakat. Masyarakat menyambut dengan cara menyiram dan selanjutnya terjadi sembur-menyembur di antara masyarakat sepuas-puasnya dan penuh kegembiraan. Dengan demikian, selesailah ritual Buang Jong.

Gunung Maras

Gunung Maras

Gunung Maras, Kabupaten Bangka – Bangka Belitung – Indonesia
 
Gunung yang merupakan satu-satunya gunung yang ada di Pulau Bangka ini menawarkan  eksotisme suasana alam: panorama alam yang indah dan menyegarkan. Rimbunan  pohon membuat suasana pagi menjadi sangat menyegarkan. Pada siang hari, pengunjung  tertlindung dari sengatan panas matahari karena banyaknya lekukan-lekukan  gunung dan lebatnya hutan. Ketika malam tiba, keindahan langit dan bintang yang  terlihat di sela-sela pepohonan menambah kesyahduan malam. Oleh karena itu, lokasi  ini sangat cocok digunakan untuk bersantai bersama teman-teman dengan  menyalakan api unggun. Oleh karena eksotisme alamnya, lokasi ini juga sangat representatif untuk olahraga lintas alam seperti hiking, camping, dan  mendaki gunung.
Gunung Maras, Gunung ini menawarkan kedamaian alam pedesaan yang asri, dengan pesawahan yang maha luas dan pepohonan yang rindang di samping rumah-rumah penduduk. Selain itu, di sekitar Gunung yang memiliki ketinggian 699  m. dari permukaan laut ini ditumbuhi pepohonan liar yang lebat. Di pagi hari, pengunjung  bisa menyaksikan matahari terbit di sela-sela pucuk pepohonan. Saat senja,  pengunjung bisa menyaksikan matahari beringsut masuk di balik indahnya panorama pertanian.
Sedangkan pada malam hari pengunjung akan disuguhi deritan-deritan pepohonan hutan. Agar pengunjung dapat menikmati keindahan alamnya dengan  tenang, disarankan untuk membawa perbekalan makan secukupnya dan alat  tidur/tenda sebelum naik gunung, karena tidak ada usaha jasa yang menawarkan  fasilitas tersebut kepada pengunjung.
Gunung ini terletak di Desa Rambang,  Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Jarak antara  Gunung Maras dengan Kota Sungailiat sekitar 70 km dan dengan Kota Belinyu  sekitar 33 Km. Dari Kota Sungailiat menuju ke Gunung Maras, pengunjung bisa  menggunakan angkutan umum seperti bus atau mobil pedesaan, tetapi angkutan ini tidak  sampai ke lokasi. Oleh karena itu, disarankan agar pengunjung menggunakan  kendaraan sendiri atau naik ojek dari Belinyu.

Objek Wisata Gunung Tajam Belitung





Objek Wisata Gunung Tajam Tanjung Pandan Belitung

Gunung Tajam merupakan salah satu gunung tertinggi di Belitung. Ketinggian Gunung Tajam mencapai sekitar 510 meter dari permukaan air laut. Gunung ini terletak sejauh kira-kira 30 km dari bandara H.A.S Hanandjoeddin yang ada di kota Tanjung Pandan, Belitung. Tepatnya Gunung Tajam berada di kampung Air Pegantungan.
Hutan Wisata Gunung Tajam merupakan bagian dari salah satu lahan konservasi alam di pulau Belitung yang dilindungi oleh pemerintah kabupaten Belitung. Gunung Tajam dan lokasi hutan yang mengelilinginya yang diubah sebagai lahan konservasi alam adalah salah satu upaya pemerintah kabupaten Belitung untuk mempertahankan fungsi hutan di Belitung berikut dengan sumber daya air tanahnya.
Ketika Anda mendaki dan melakukan perjalanan menuju puncak Objek Wisata Gunung Tajam, Anda akan menemui air terjun yang mengalir melewati bebatuan. Air terjun ini disebut dengan warga sekitar dengan nama air terjun Gurok Beraye. Air terjun Gurok Beraye berasal dari sumber mata air yang ada di puncak gunung Tajam. Karena berasal dari sumber mata air yang alami dan berada tidak jauh di puncak bukit, maka air terjun ini mempunyai air yang sangat jernih. Air terjun Gurok Beraye bergerak membelah batuan gunung Tajam sehingga membentuk dua jalur. Kedua jalur ini kemudian bertemu di sebuah kolam yang ada dibawahnya.

Selain itu, di kawasan Objek Wisata Gunung Tajam Tanjung Pandan ini terdapat sebuah makam seorang ulama asal Aceh yang datang ke Belitung untuk menyebarkan Islam di kampung tersebut yang ketika meninggal, jasadnya dikuburkan tidak jauh dari puncak gunung Tajam. Nama ulama tersebut adalah Syekh Abubakar Abdullah. Walaupun hanya sebatas cerita rakyat, namun keberadaan makam ini bisa menjadi daya tarik Wisata Gunung Tajam.
Secara keseluruhan, mengunjungi Gunung Tajam tidaklah sulit. Fasilitas jalan yang telah disediakan oleh pemerintah kabupaten Belitung juga memudahkan bagi para pengunjung untuk mencapai puncak gunung Tajam. Sehingga gunung ini juga cocok untuk aktifitas pendakian tanpa perlu membawa peralatan khusus yang berat. Sangat cocok untuk Anda yang suka kegiatan perkemahan dan camping sembari menikmati air terjun Gurok Beraye di Gunung Tajam.
Itulah sedikit informasi Panduan Wisata tentang Objek Wisata Gunung Tajam Tanjung Pandan Belitung pada kesempatan kali ini. Semoga wisata alam gunung ini bisa menjadi tujuan wisata Anda berikutnya. Selamat Berwisata.

Semarak Maras Taun Belitung

Maras Taun Tradisi Budaya Belitung.

Maras Taun pada awalnya merupakan acara peringatan hari panen bagi para petani padi ladang di Desa Selat Nasik, Pulau Mendanau Kabupaten Belitung. Padi ladang hanya dapat dipanen setelah masa tanam sembilan bulan, oleh karena itulah perayaan panen ini hanya dilaksanakan satu tahun sekali. Pada perkembangannya, pesta rakyat ini berubah, tidak sekadar untuk memperingati panen padi, melainkan juga sebagai ungkapan syukur semua penduduk pulau, baik petani maupun nelayan. Jika petani merayakan hasil panen padi, maka para nelayan merayakan musim penangkapan ikan tenggiri serta keadaan laut yang tenang.

Maras sendiri berarti memotong, dan taun berarti tahun. Makna dari nama ini adalah semua penduduk meninggalkan tahun yang lampau dengan ucapan syukur dan memohon untuk semua yang baik di tahun selanjutnya. Peristiwa Maras Taun ini, sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Selat Nasik saja, namun juga oleh beberapa desa di Pulau Belitung, Pulau Mendanau, dan pulau-pulau kecil lain yang termasuk dalam Kabupaten Belitung. Kendati demikian, perayaan Maras Taun di Selat Nasik merupakan perayaan pertama yang dijadikan agenda wisata dan telah didukung oleh pemerintah Provinsi Bangka Belitung.



Rangkaian perayaan Maras Taun dapat berlangsung selama tiga hari, dengan hari terakhir sebagai puncak perayaan. Sebelum puncak perayaan, masyarakat yang hadir disuguhi beragam pertunjukan kesenian dari Desa Selat Nasik maupun dari daerah-daerah lainnya. Beragam kesenian seperti Stambul Fajar khas Belitung, Tari Piring khas Minang, dan Teater Dulmuluk dipertontonkan. Selain kesenian tradisional, pentas musik organ tunggal juga turut menambah kemeriahan pesta rakyat ini.
Pada puncak perayaan, acara dibuka dengan lagu dan tari Maras Taun yang dibawakan oleh dua belas gadis remaja, yang menggunakan kebaya khas petani perempuan, lengkap dengan topi capingnya. Lagu yang dinyanyikan oleh para remaja ini merupakan lantunan ucapan syukur atas hasil bumi yang mereka dapatkan. Sementara itu, gerak dalam tarian ini menyimbolkan para petani yang bekerja sama saat memanen padi ladang.
Usai tarian dipentaskan, acara dilanjutkan dengan Kesalan. Kesalan sendiri merupakan haturan doa syukur atas panen yang telah dilewati dan permohonan berkah untuk masa depan, yang dipimpin oleh dua orang tetua adat Selat Nasik. Usai doa dipanjatkan, kedua tetua adat ini menyiramkan air yang telah dicampur dengan daun Nereuse dan Ati-ati. Penyiraman air ini merupakan simbol untuk membuang kesialan bagi warga desa. 

Suasana perayaan Maras Taun akan semakin meriah ketika lepat (makanan dari beras ladang berwarna merah, yang diisi potongan ikan atau daging), diperebutkan oleh masyarakat. Dalam upacara Maras Taun, akan disajikan dua macam lepat, yakni sebuah lepat berukuran besar dengan berat sekitar 25 kilogram, dan lepat berukuran kecil berjumlah 5.000 buah. Lepat besar akan dipotong oleh pemimpin setempat ataupun tamu kehormatan, yang kemudian dibagi-bagikan kepada warga setempat. Pemotongan dan pembagian lepat ini merupakan simbol dari seorang pemimpin yang harus melayani warganya. Setelah itu, masyarakat setempat akan berebut untuk mengambil lepat-lepat kecil. Berebut lepat merupakan simbol kegembiraan warga atas hasil panen dan tangkapan ikan yang baik.

Lengkuas Island



Pulau Lengkuas adalah salah satu primadona pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau ini merupakan satu dari ratusan pulau yang mengelilingi Pulau Belitung. Daya tarik utama di pulau ini adalah sebuah mercusuar tua yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1882.Hingga saat ini, mercusuar tersebut masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melewati atau keluar masuk Pulau Belitung.


Secara spesifik, lokasi dari Pulau Lengkuas ini berada di sebelah utara Pantai Tanjung Kelayang, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Keindahan panoramanya yang dihiasi dengan banyaknya batu granit yang unik, pasir putih dan air laut yang jernih menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Belitung. Pulau kecil yang bisa dikelilingi dalam waktu 20 menit ini, bisa didatangi dengan perahu sewaan dari Tanjung Binga maupun Tanjung Kelayang.
Di Pulau Lengkuas, selain menikmati pemandangan pantai yang indah, biasanya pengunjung tidak akan melewatkan kesempatan menikmati pemandangan bawah laut dengan snorkeling atau diving. Di depan perairan Pulau Lengkuas, terdapat spot-spot diving yang bagus, dan terdapat pula wreck indomarine. Penjaga mercusuar juga memelihara Penyu hijau.

Karena Pulau Lengkuas tidak terlalu luas, untuk menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan, pengunjung disarankan untuk membawa persediaan air minum/air tawar serta selalu membawa pulang kembali sampah yang dihasilkan selama beraktivitas si Pulau, untuk di buang di tempat sampah di daratan Pulau Belitung.


Transportasi Pulau Lengkuas dapat dicapai dengan menyewa perahu nelayan dari beberapa tempat, yaitu Tanjung Kelayang, Tanjung Binga, atau Tanjung Tinggi.
Waktu tempuh berperahu dari Tanjung Kelayang ke Pulau Lengkuas memakan waktu sekira 20 menit. Sementara itu, dibutuhkan waktu sekira 30-45 menit apabila menumpang perahu dari Tanjung Binga atau Tanjung Tinggi.